HomeCEBIZONE

Upaya Jepang Menyelamatkan Yen yang Terpuruk

XYZonemedia.com - Ekonomi Jepang menghadapi tantangan besar setelah mengeluarkan triliunan yen atau sekitar 1010 triliun rupiah dalam sebulan tera

Bank Dunia Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Global Stabil di 2,6% pada 2024
Pemerintah dan Bank Indonesia Siap Mengawal Stabilitas Ekonomi di Tengah Transisi Politik
Harga Beras Diprediksi Naik, Penyaluran Bansos Beras Hingga Desember 2024

Ekonomi Jepang sedang tidak baik-baik saja

XYZonemedia.com – Ekonomi Jepang menghadapi tantangan besar setelah mengeluarkan triliunan yen atau sekitar 1010 triliun rupiah dalam sebulan terakhir untuk menjaga stabilitas yen yang jatuh ke level terendah dalam 34 tahun terhadap dolar Amerika Serikat. Jumlah dana yang dikeluarkan ini bahkan melebihi total yang digunakan sepanjang tahun 2022.

Beban Utang dan Inflasi

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi ekonomi Jepang adalah beban utang yang terus meningkat dan inflasi yang tak terkendali. Utang negara di seluruh dunia terus menumpuk, termasuk Indonesia yang memiliki utang lebih dari 8000 triliun rupiah. Generasi milenial dan generasi Z di Jepang juga terlibat dalam utang, mulai dari kredit rumah, mobil, hingga pinjaman online dan paylater. Akibatnya, sebagian besar pendapatan mereka habis untuk membayar utang, sehingga daya beli masyarakat menurun drastis.

Intervensi Finansial Jepang

Dalam upaya menjaga nilai yen, Kementerian Keuangan Jepang melaporkan bahwa dana sebesar 1010 triliun rupiah telah dikeluarkan antara 26 April hingga 29 Mei. Jumlah ini melebihi perkiraan awal yang didasarkan pada perbandingan rekening bank Jepang dan rekor intervensi bulanan sebelumnya. Pada musim gugur tahun 2011, pengeluaran besar juga dilakukan untuk melemahkan spekulasi terhadap yen. Namun, situasi saat ini menunjukkan komitmen pemerintah Jepang untuk melawan spekulan yang bertaruh pada penurunan yen.

Data Ekonomi Makro Kuartal Pertama 2024

Menurut Bank of Japan (BoJ), pada kuartal pertama tahun 2024, ekonomi Jepang menunjukkan pertumbuhan yang stagnan dengan Produk Domestik Bruto (PDB) hanya meningkat sebesar 0,4%. Inflasi tercatat berada pada level 3,1%, masih di atas target 2% yang ditetapkan oleh BoJ. Tingkat pengangguran juga naik tipis menjadi 2,7%, menambah kekhawatiran tentang daya tahan ekonomi Jepang di tengah ketidakpastian global.

Langkah BoJ dan Prospek Masa Depan

Bank of Japan telah mengumumkan beberapa langkah untuk meredam dampak negatif dari situasi ekonomi saat ini. Di antaranya adalah peningkatan program pembelian aset dan penurunan suku bunga acuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, tantangan besar tetap ada, terutama dalam menjaga stabilitas yen dan mengendalikan inflasi.

Dampak dari intervensi ini dirasakan oleh berbagai sektor ekonomi di Jepang. Toko-toko yang dulunya ramai kini sepi pengunjung, dan saham-saham blue chip berada di zona merah. Hal ini membuat banyak orang bertanya-tanya tentang masa depan ekonomi Jepang yang semakin tidak menentu. Video-video penjelasan mengenai situasi ini banyak beredar, memberikan informasi tentang alasan di balik penurunan tajam ekonomi Jepang dan dampaknya terhadap masyarakat luas. ***

COMMENTS

WORDPRESS: 0