HomeCEBIZONE

Studi Kasus: Kopi Nestle Menaklukkan Pasar Jepang

XYZonemedia.com - Di tahun 1970-an, ekonomi Jepang sedang booming dan Nestle melihat peluang besar. Nestle memutuskan untuk memperkenalkan produk

Skandal Uji Keselamatan Melanda Industri Otomotif Jepang, 4 Perusahaan Selain Toyota Terseret
Uzbekistan Gagal Penalti, Jepang Raih Gelar Juara Piala Asia U-23 dalam Final yang Dramatis
Kualifikasi Piala Dunia 2026: Timnas Indonesia Gabung Tim Kuat Raja Asia, Ini Pesan Ketum PSSI Erick Thohir

Ilustrasi suasana kota Jepang pada tahun 1970-an dengan iklan kopi Nestle yang mencolok

XYZonemedia.com – Di tahun 1970-an, ekonomi Jepang sedang booming dan Nestle melihat peluang besar. Nestle memutuskan untuk memperkenalkan produk kopi mereka ke pasar Jepang, meskipun teh merupakan minuman favorit di negara tersebut.

Pendekatan Awal Nestle

Nestle, didirikan di Swiss pada tahun 1867 oleh Henri Nestlé, adalah salah satu perusahaan makanan dan minuman terbesar di dunia. Pada tahun 1970-an, perusahaan ini sudah memiliki reputasi global yang kuat dengan berbagai produk, termasuk susu formula, cokelat, dan kopi. Nestle melakukan riset pasar dengan hati-hati. Mereka mengadakan beberapa grup diskusi, melibatkan konsumen dari berbagai kelompok usia untuk mendapatkan opini tentang kopi Nestle. Hasilnya mengejutkan, semua grup fokus memberikan tanggapan positif. Konsumen Jepang ternyata menyukai rasa kopi Nestle. Berdasarkan hasil tersebut, Nestle bersemangat dan mempersiapkan rencana besar untuk meluncurkan kopi mereka di Jepang.

Tanggapan Pasar yang Mengecewakan

Nestle menghabiskan banyak dana untuk pemasaran dan distribusi, tetapi hasilnya mengecewakan. Kopi Nestle tidak laku di pasaran. Meskipun konsumen menyukai rasa kopi, mereka tetap memilih teh. Kebingungan melanda eksekutif Nestle. Semua studi menunjukkan bahwa kopi Nestle akan menjadi tren besar, namun kenyataannya berbeda.

Masuknya Claude C. Rapaille

Menghadapi situasi ini, Nestle memanggil Claude C. Rapaille, seorang ahli pemasaran yang tidak biasa. Rapaille, yang sebenarnya adalah seorang psikiater anak, memiliki keyakinan bahwa keinginan manusia yang sebenarnya adalah keinginan bawah sadar. Dia menyebutnya sebagai insting reptil.

Claude C. Rapaille

Strategi Rapaille

Salah satu contoh kerja Rapaille adalah dengan Jeep. Ketika penjualan model terbaru Jeep menurun, Rapaille menemukan bahwa perubahan bentuk lampu dari bulat ke kotak menyebabkan hilangnya koneksi emosional konsumen Amerika terhadap Jeep, yang identik dengan kebebasan dan kuda. Setelah Jeep mengembalikan bentuk lampu bulat, penjualan meningkat drastis.

Solusi untuk Nestle

Ketika Rapaille tiba di Jepang, dia dengan cepat menyadari bahwa konsumen Jepang tidak memiliki hubungan emosional dengan kopi. Anak-anak Jepang tumbuh dengan melihat orang tua mereka minum teh, mencium aroma teh, dan makan camilan rasa teh. Tidak heran jika mereka tetap memilih teh saat dewasa.

Terobosan Kopi Permen

Rapaille merekomendasikan pembuatan permen rasa kopi. Anak-anak Jepang mulai mengenal rasa kopi melalui berbagai jenis permen. Dari sana, mereka beralih ke minuman dingin rasa kopi yang manis, kemudian ke latte, dan akhirnya ke mug besar kopi Nescafe. Dalam 40 tahun, kopi Nestle berhasil menembus pasar Jepang.

Keberhasilan strategi Nestle di Jepang menunjukkan pentingnya memahami keinginan bawah sadar konsumen. Dengan membuat kopi permen, Nestle berhasil mengubah selera generasi muda Jepang dan menciptakan pasar baru untuk produk kopi mereka. Keberhasilan ini menjadi contoh penting dalam dunia pemasaran bahwa memahami psikologi konsumen adalah kunci untuk menciptakan merek yang kuat dan berhasil di pasaran.

***

COMMENTS

WORDPRESS: 0