XYZonemedia.com - Tiga puluh tahun yang lalu, janji revolusi produktivitas dengan munculnya pengolah kata dan spreadsheet pertama telah mengubah d
![](https://xyzonemedia.com/wp-content/uploads/2024/06/e799720f-942e-4b42-abd2-7ff30ec6b737-400x229.webp)
AI Generatif
XYZonemedia.com – Tiga puluh tahun yang lalu, janji revolusi produktivitas dengan munculnya pengolah kata dan spreadsheet pertama telah mengubah dunia ekonomi secara signifikan. Teknologi ini menjanjikan pengurangan beban kerja administratif, namun kenyataannya, kini kita bekerja lebih keras dengan dokumen yang lebih panjang dan presentasi yang lebih kompleks.
Peran AI Generatif dalam Pemasaran
Teknologi terbaru, AI generatif, sedang mengubah wajah dunia pemasaran. Menurut studi dari Boston Consulting Group dan Harvard, ChatGPT telah meningkatkan kinerja pemasar sebesar 40 persen. Dalam beberapa tahun ke depan, peningkatan ini diprediksi akan terus berlanjut, memberikan lebih banyak waktu luang kepada pemasar yang kemungkinan besar akan diinvestasikan kembali untuk menciptakan lebih banyak konten dan ide.
Personalisasi Konten dan Tantangannya
Dengan adanya teknologi ini, konsumen akan menerima konten yang lebih personal dan relevan. Bayangkan jika setiap email dari merek favorit Anda disesuaikan sepenuhnya untuk Anda. Namun, ada risiko peningkatan jumlah konten yang berlebihan. Konsumen mungkin merasa dibanjiri oleh konten yang tampak serupa karena AI generatif dilatih dari data yang sudah ada, sehingga mengurangi variasi hasil.
Baca juga: Ini yang Membuat Muhammadiyah Tarik Dana 15 Triliun dari BSI
Mengembangkan Bakat Kreatif di Era AI
Untuk menghadapi revolusi ini, setiap perusahaan harus mengembangkan kemampuan AI kiri dan melindungi bakat otak kanan. Otak kiri yang dimaksud adalah kemampuan teknis dan analitis untuk membangun dan menggunakan alat prediksi AI, sementara otak kanan merujuk pada kreativitas dan kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru.
Perusahaan harus memikirkan di luar ekosistem langsung mereka untuk menemukan mitra data yang relevan. Sebagai contoh, perusahaan konstruksi yang ingin memasarkan produk mereka kepada arsitek mungkin perlu bekerja sama dengan perusahaan asuransi atau lembaga keuangan untuk mendapatkan data yang diperlukan.
Mengatasi Risiko Kehilangan Kreativitas
Jika perusahaan terlalu mengandalkan AI generatif, mereka berisiko kehilangan kreativitas dan identitas merek mereka. Sebuah studi menunjukkan bahwa ketergantungan berlebihan pada AI generatif dapat mengurangi variasi ide sebesar 40 persen. Oleh karena itu, penting untuk melindungi dan mengembangkan bakat otak kanan yang mampu memanfaatkan AI untuk menghasilkan ide-ide inovatif.
Baca juga: Yuk kenalan dengan Senora! Mobil Balap dari Metaverse Sekuya!
Sebagai penutup, setiap pemasar harus fokus pada keahlian mereka, apakah itu kreativitas atau analisis data. Mereka perlu menumbuhkan keterampilan mereka dan berinvestasi dalam kompetensi AI prediktif. Dengan begitu, mereka akan siap menghadapi revolusi produktivitas yang dibawa oleh AI generatif. ***
COMMENTS