HomeCEBIZONE

Ekonomi Global Meredup di 2024, Kenapa?

XYZonemedia.com - Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyatakan bahwa prospek ekonomi global akan meredup pada tahun 2024. Hal ini disebabkan

Mobil Mercedes-Benz dan Penggemar Fanatiknya: Intip Koleksi Mewah CEO Sukses
Kota Pati Belajarlah pada Kasus Kota Detroit dalam Memulihkan Reputasi
Tanri Abeng “Manajer Satu Milyar”, Tokoh Nasional dan Mantan Menteri BUMN, Tutup Usia

Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia

XYZonemedia.com – Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyatakan bahwa prospek ekonomi global akan meredup pada tahun 2024. Hal ini disebabkan oleh lima faktor utama yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi di berbagai negara. Pertumbuhan ekonomi dunia diprediksi hanya mencapai 2,8% pada tahun tersebut.

Penurunan Inovasi dan Suku Bunga Tinggi

Penurunan laju inovasi menjadi salah satu penyebab meredupnya ekonomi global. Di sejumlah negara maju, inovasi melambat karena tingginya harga energi dan pangan serta ketatnya pasar tenaga kerja. Selain itu, suku bunga acuan Amerika Serikat yang masih tinggi juga berdampak signifikan. Bank sentral Amerika Serikat diperkirakan akan tetap mempertahankan suku bunga tinggi pada 2024, sebagai akibat dari utang pemerintah yang membengkak.

Pengaruh Dolar AS dan Pelarian Modal

Dolar Amerika Serikat masih memiliki pengaruh kuat terhadap nilai tukar mata uang di negara lain, termasuk Indonesia. Hal ini menyebabkan depresiasi atau kejatuhan nilai tukar yang memperburuk kondisi ekonomi negara-negara tersebut. Selain itu, pelarian modal asing dari negara berkembang ke negara maju juga menjadi faktor yang menekan pertumbuhan ekonomi. Tingginya suku bunga dan kuatnya dolar AS membuat investor lebih memilih negara maju sebagai tempat investasi.

Proyeksi IMF dan Pemulihan Ekonomi

Meskipun prospek ekonomi diprediksi meredup pada 2024, ada harapan pemulihan pada tahun berikutnya. IMF merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2024 menjadi 3,1% dari sebelumnya 2,9%. Peningkatan proyeksi ini didorong oleh resilensi Amerika Serikat yang lebih baik dari ekspektasi dan perkembangan positif di beberapa pasar negara berkembang. Henry Rialdi, Kepala Departemen Survei Lembaga dan Kebijakan Sektor Jasa Keuangan Terintegrasi OJK, menyebutkan bahwa penurunan inflasi mencerminkan meredanya tekanan inflasi inti akibat pengetatan kebijakan moneter dan penurunan harga energi.

Dampak terhadap Indonesia

Indonesia juga tidak luput dari dampak negatif ekonomi global yang meredup. Nilai tukar rupiah yang melemah dan pelarian modal asing dapat menghambat pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, ada optimisme bahwa pemulihan akan terjadi pada 2025 dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan meningkat hingga 3%.

Pertumbuhan ekonomi global memang dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal yang saling terkait. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang tepat untuk mengantisipasi dan mengatasi dampak dari kondisi global yang tidak menentu. ***

COMMENTS

WORDPRESS: 0