Prediksi Euro 2024: Lawan Georgia di Laga Terakhir, Portugal Ingin Sapu Bersih Poin

HomeSPORT

Prediksi Euro 2024: Lawan Georgia di Laga Terakhir, Portugal Ingin Sapu Bersih Poin

XYZonemedia.com - Portugal telah menunjukkan kekuatannya dengan mengalahkan dua tim kuat. Dan kini mereka bersiap menghadapi Georgia dalam pertandinga

Hasil Euro 2024: Ditahan Imbang Denmark 1-1, Inggris Belum Aman
Hasil Euro 2024: Bermain Imbang Lawan Skotlandia 1-1, Swiss Runner Up Grup A
Hasil Euro 2024: Jerman Memastikan Diri Lolos ke Fase Kncok Out Usai Kandaskan Hungaria 2-0

XYZonemedia.com – Portugal telah menunjukkan kekuatannya dengan mengalahkan dua tim kuat. Dan kini mereka bersiap menghadapi Georgia dalam pertandingan terakhir Grup F di Veltins Arena, Gelsenkirchen, Jerman, pada Kamis dini hari (27/6/2024), pukul 02.00 WIB.

Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan memulai Grup F dengan kemenangan 2-1 atas Republik Ceko. Lalu melanjutkannya dengan kemenangan meyakinkan 3-0 atas Turki tiga hari kemudian.

Kini, Portugal akan menghadapi tim terlemah di Grup F, Georgia, yang sebelumnya kalah 1-3 dari Turki. Serta bermain imbang 1-1 melawan Republik Ceko.

Di atas kertas, tim asuhan Roberto Martinez seharusnya bisa menang mudah atas Georgia. Hal itu bisa memastikan mereka menjadi tim kedua setelah Spanyol yang memenangkan semua pertandingan fase grup Euro 2024.

Hanya keajaiban yang bisa membuat Portugal, dengan deretan pemain bintang yang bermain di klub-klub elite Eropa, kalah dari Georgia,.

Georgia sendiri harus menang untuk tetap bertahan dalam turnamen yang baru pertama kali mereka ikuti ini.

Khvicha Kvaratskhelia, pemain sayap Georgia yang mengidolakan Cristiano Ronaldo, berharap bisa bertukar kostum dengan bintang Portugal itu apa pun hasil pertandingannya. Ia percaya Georgia masih bisa mengalahkan Selecao.

Kvaratskhelia yakin karena Georgia telah menyulitkan Turki dan Republik Ceko dalam dua pertandingan sebelumnya. Jadi, menurutnya, tidak ada alasan mereka tidak bisa mengulanginya melawan Portugal.

Georgia tampaknya akan bermain percaya diri dan tanpa beban ketika menantang juara Euro 2016 itu.

Namun, berbeda dengan Kvaratskhelia, pelatih mereka, Willy Sagnol, menghadapi tekanan untuk tidak menurunkan seorang pemainnya karena sikap politik sang pemain terhadap pemerintah Georgia saat ini. Pemain itu adalah Budu Zivzivadze.

Budu Zivzivadze, yang bermain untuk Karlsruher di divisi dua liga Jerman, adalah satu-satunya pemain yang mengkritik undang-undang di Georgia yang memicu protes luas di negara bekas Uni Soviet itu.

Georgia sedang bergolak karena undang-undang anti-agen asing yang diterbitkan pemerintahnya, yang disebut kubu oposisi sebagai upaya untuk memberangus mereka yang kritis terhadap pemerintah.

Sagnol menolak mengaitkan keputusannya di lapangan hijau dengan pandangan politik pemainnya. Pelatih asal Prancis itu menegaskan hanya peduli pada sepak bola.

Willy Sagnol bertekad memenangkan pertandingan apa pun, termasuk melawan tim super-kuat Portugal, hanya berdasarkan pertimbangan sepak bola.

Sejarah pertemuan kedua tim tidak banyak memberikan referensi, kecuali saat Georgia kalah 0-2 dari Portugal dalam laga persahabatan pada Mei 2008.

Pengalaman Portugal yang berperingkat FIFA 6 atau 68 tingkat di atas Georgia, pada turnamen-turnamen dan kompetisi global, terlalu superior bagi Georgia.

Dalam level Euro saja, catatan Portugal terlalu gemilang bagi Georgia. Tim asuhan Roberto Martinez ini selalu lolos dalam delapan edisi terakhir Euro dan sudah lima kali mencapai semifinal, salah satunya diakhiri dengan status juara pada 2016.

Dalam delapan Euro sebelumnya, Portugal rata-rata mencetak 1,5 gol per pertandingan, atau total 59 gol dari 39 pertandingan. Statistik ini sangat menakutkan bagi Georgia yang baru mencetak satu gol dari dua pertandingan, atau rata-rata 0,5 gol per pertandingan.

Tak heran jika Portugal sangat diunggulkan memenangkan pertandingan ini. Menurut Opta, Portugal memiliki probabilitas menang sebesar 75,8 persen, sedangkan Georgia hanya 10,4 persen.

Roberto Martinez mungkin akan memberi kesempatan kepada pemain yang belum tampil untuk masuk lapangan Euro 2024, meski kebanyakan dari bangku cadangan, mengingat hasil pertandingan di Gelsenkirchen dini hari nanti tidak mengubah status Portugal sebagai juara Grup F.

Joao Felix atau Pedro Neto mungkin akan bermain di sayap kiri serangan karena Rafael Leao sudah mendapatkan dua kartu kuning. Selain itu, Martinez akan tetap mengandalkan sepuluh pemain langganan starting-eleven lainnya, termasuk kapten Cristiano Ronaldo meskipun belum mencetak gol dari dua laga sebelumnya.

Ronaldo akan didukung oleh Bruno Fernandes yang berdiri tepat di belakangnya, sejajar dengan Felix di kiri dan Bernardo Silva di sayap kanan. Joao Palninha dan Vitinha akan tetap bermitra di sumbu permainan Portugal sebagai pengatur ritme permainan.

Pepe akan kembali mendampingi Ruben Dias di jantung pertahanan, sementara Nuno Mendes akan berduet lagi dengan Francisco Conceicao seperti saat menelan Portugal 3-0. Sebaliknya, bek kanan Manchester United, Diogo Dalot, akan kembali menjadi cadangan.

Bongkar pasang pemain hampir pasti tidak dilakukan oleh Willy Sagnol, karena meskipun hanya bisa memetik satu poin, sebelas pertama Georgia cukup mampu mengimbangi lawan-lawannya yang lebih kuat.

Sagnol akan tetap memasang tiga bek tengah dipimpin Guram Kashia, sementara duet gelandang tengah Anzor Mekvabishvili dan Giorgi Kochorashvili menjadi penabuh utama irama permainan Georgia.

Georges Mikautadze akan kembali menjadi ujung tombak dalam segitiga serangan Georgia, dengan kedua sayap diisi oleh Khvicha Kvaratskhelia dan Zuriko Davitashvili.

COMMENTS

WORDPRESS: 0