HomeUncategorized

Orang Utan di Sumatera Mengobati Luka Sendiri dengan Tanaman Obat

  XYZonemedia.com - Baru-baru ini, para ilmuwan mengamati perilaku unik dari seekor orang utan di Sumatera, Indonesia. Orang utan terse

Menemukan Manfaat Traveling: Kenikmatan Kesehatan Mental dan Fisik Tak Terhingga
Blok M Jakarta: Surga Kuliner yang Menggoda Selera
Sentuhan Kreatif Jordanluca dengan Celana Jeans ‘Pee Stain Denim’
https://ichef.bbci.co.uk/ace/ws/800/cpsprodpb/cfe0/live/46f56e50-092e-11ef-82e8-cd354766a224.jpg

Rakus mengalami luka di wajahnya, yang kemudian dia obati sendiri menggunakan “salep alami.”

 

XYZonemedia.com – Baru-baru ini, para ilmuwan mengamati perilaku unik dari seekor orang utan di Sumatera, Indonesia.

Orang utan tersebut, yang diberi nama Rakus, terlihat mengobati dirinya sendiri dengan menggunakan tanaman untuk menyembuhkan luka besar di pipinya.

Kejadian ini menandai pertama kalinya makhluk liar tercatat menggunakan tanaman berkhasiat obat untuk pengobatan.

Mengobati Luka dengan Tanaman Obat

Para peneliti di Taman Nasional Gunung Leuser pertama kali mengamati Rakus pada Juni 2022. Rakus terluka parah di pipinya, diduga akibat perkelahian dengan orang utan jantan lain.

Dalam pengamatan tersebut, Rakus terlihat mengunyah batang dan daun tanaman yang dikenal sebagai Akar Kuning.

Tanaman ini memiliki sifat anti-radang dan anti-bakteri, dan juga digunakan oleh penduduk lokal untuk mengobati penyakit seperti malaria dan diabetes.

Rakus mengunyah tanaman tersebut selama lebih dari 30 menit, kemudian mengoleskan cairannya ke luka di pipinya selama sekitar tujuh menit.

Rakus kemudian menempelkan daun yang telah dikunyah ke lukanya hingga tertutup sepenuhnya. Pengobatan alami ini terbukti efektif, karena luka Rakus sembuh dalam waktu lima hari tanpa tanda-tanda infeksi, dan sembuh total dalam waktu sebulan.

Baca juga : Kopi Kamu: Coffee Shop yang Memberi Peluang Kerja bagi Orang dengan Kebutuhan Khusus

Penelitian dan Pengamatan

Para ilmuwan, termasuk Dr. Isabella Laumer dari Institut Max Planck di Jerman, yang merupakan penulis utama penelitian ini, menyimpulkan bahwa Rakus sadar akan tindakan pengobatannya.

Orang utan jarang mengonsumsi tanaman Akar Kuning, dan durasi serta cara pengaplikasian menunjukkan bahwa Rakus melakukan ini dengan sengaja.

Dr. Laumer menambahkan, “Ia berulang kali mengoleskan salep, dan kemudian juga menempelkan materi tanaman yang lebih padat. Seluruh proses berlangsung sangat lama – itu sebabnya kami berpikir bahwa dia sengaja menerapkannya.”

Baca juga : Tim SAR Lakukan Evakuasi Pesawat Ringan yang Jatuh di BSD

Selain itu, peneliti juga mengamati bahwa Rakus beristirahat lebih lama dari biasanya setelah mengobati dirinya, menunjukkan bahwa ia berusaha memulihkan diri dari cedera.

Perilaku ini menunjukkan bahwa orang utan memiliki kesadaran diri dan kemampuan menggunakan obat alami untuk penyembuhan.

 

https://ichef.bbci.co.uk/ace/ws/800/cpsprodpb/2ec5/live/d09e0fe0-092e-11ef-bee9-6125e244a4cd.jpg

Para ilmuwan mencatat dan dokumentasikan proses penyembuhan luka di wajah Rakus.

Kedekatan dengan Manusia

Penelitian ini memberikan bukti lebih lanjut tentang kesamaan antara manusia dan kera besar, termasuk orang utan.

Pada tahun 1960-an, Jane Goodall, ahli biologi terkenal, menemukan bahwa simpanse menelan daun dengan khasiat obat. Namun, ini adalah pertama kalinya binatang liar terlihat mengoleskan tanaman langsung pada luka mereka.

Para ilmuwan percaya bahwa kemampuan ini mungkin berasal dari nenek moyang bersama antara manusia dan kera besar.

“Mereka adalah kerabat terdekat kita dan ini sekali lagi menunjukkan kesamaan yang kita miliki dengan mereka. Kita lebih banyak kemiripan daripada perbedaan,” kata Dr. Laumer.

Baca juga : Agnez Mo Ancam Akan Meperkarakan Penyebar Hoax Tentang Dirinya

Masa Depan Penelitian

Tim peneliti berencana untuk melanjutkan pengamatan terhadap orang utan lainnya di habitat alami mereka

untuk melihat apakah mereka juga menunjukkan keterampilan medis serupa seperti yang ditunjukkan oleh Rakus. “Saya pikir dalam beberapa tahun ke depan kita akan menemukan lebih banyak perilaku dan kemampuan mereka yang sangat mirip manusia,” tambah Dr. Laumer.

Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Scientific Reports dan membuka wawasan baru tentang kecerdasan dan kemampuan adaptasi orang utan di alam liar.

Ini juga menggarisbawahi pentingnya konservasi dan perlindungan habitat alami mereka untuk memastikan kelangsungan hidup dan kesejahteraan spesies yang luar biasa ini.***

COMMENTS

WORDPRESS: 0