Luar Biasa! Tes Darah Berbasis AI Mampu Memprediksi Penyakit Parkinson Tujuh Tahun Lebih Awal

HomeTECHNOLOGY

Luar Biasa! Tes Darah Berbasis AI Mampu Memprediksi Penyakit Parkinson Tujuh Tahun Lebih Awal

XYZonemedia.com - Sebuah penemuan penting dalam bidang kedokteran telah dilaporkan oleh tim peneliti dari University College London (UCL). Serta Unive

Ahli Sebut Bukan Hanya Berpotensi Sebar Hoaks, AI Juga Bisa Jadi Senjata Siber
Transformasi AI dalam Industri Hukum, Antara Otomatisasi dan Kolaborasi Manusia
Indonesia Gunakan Metode UNESCO untuk Kumpulkan Data Pemanfaatan AI Nasional

XYZonemedia.com – Sebuah penemuan penting dalam bidang kedokteran telah dilaporkan oleh tim peneliti dari University College London (UCL). Serta University Medical Center Goettingen, Jerman.

Mereka menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mengembangkan tes darah yang dapat memprediksi penyakit Parkinson. Bahkan hingga tujuh tahun sebelum gejalanya muncul.

Studi ini dipublikasikan di Nature Communications dan diharapkan dapat memberikan manfaat signifikan bagi sekitar 10 juta orang. Yakni yang berisiko mengidap penyakit ini di seluruh dunia.

Penyakit Parkinson adalah gangguan neurodegeneratif yang mempengaruhi pengendalian gerakan, disebabkan oleh degenerasi neuron penghasil dopamin di otak.
Gejalanya meliputi tremor, kekakuan, lambatnya gerakan, dan gangguan kognitif serta mood.

Diagnosis dini sangat penting untuk memulai perawatan yang tepat guna melambatkan perkembangan penyakit.

Dalam penelitian ini, AI menganalisis delapan biomarker berbasis darah pada pasien yang mengalami Gangguan Perilaku Gerakan Mata Cepat (iRBD). Yakni yang sering terkait dengan perkembangan synucleinopathy seperti Parkinson.

Hasilnya menunjukkan bahwa 79% dari pasien iRBD memiliki profil biomarker yang mirip dengan penderita Parkinson. Serta menunjukkan potensi besar untuk prediksi penyakit ini.

Meskipun saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan Parkinson, terapi yang memanfaatkan peningkatan dopamin. Atau meniru aksinya seperti Levodopa banyak digunakan untuk mengelola gejala.

Terapi fisik, terapi okupasi, dan perubahan gaya hidup juga berperan penting dalam manajemen penyakit ini.

Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan terapi yang lebih efektif dan berpotensi untuk menghentikan perkembangan penyakit ini. Yaitu dengan melindungi sel-sel otak yang terlibat dalam produksi dopamin.

Ini merupakan langkah maju penting dalam upaya untuk mengatasi penyakit Parkinson secara lebih efektif di masa depan.

COMMENTS

WORDPRESS: 0