Ketimpangan Media Pers Menghambat Sebaran Informasi di Indonesia

HomeTECHNOLOGY

Ketimpangan Media Pers Menghambat Sebaran Informasi di Indonesia

XYZonemedia.com - Dewan Pers bekerja sama dengan Universitas Multimedia Nusantara (UMN) melakukan penelitian tentang lanskap media pers di Indonesia.

Kehadiran Starlink Dinilai CISSReC Akan Jadi Ancaman Kedaulatan Digital Indonesia
Bukan Raffi Ahmad, Inilah Artis Terkaya Nomor 1 di Indonesia, Siapa Dia?
Telkomsel Siap Jadi Pelopor Adopsi Wi-Fi 7 Pertama di Indonesia

XYZonemedia.com – Dewan Pers bekerja sama dengan Universitas Multimedia Nusantara (UMN) melakukan penelitian tentang lanskap media pers di Indonesia. Yakni dengan melibatkan berbagai organisasi media baik cetak, online, maupun televisi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah dan sebaran media serta kondisi perusahaan media terkait perkembangan teknologi.

Penelitian ini menemukan adanya ketimpangan jumlah sebaran media secara geografis, dengan sebagian besar media terpusat di wilayah Indonesia bagian Barat.

Ketua Komisi Penelitian, Pendataan, dan Ratifikasi Pers Dewan Pers, Sapto Anggoro, menyatakan bahwa hampir 44,78 persen media siber terbesar di 10 wilayah Indonesia. Yakni berada di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan Timur.

Demikian pula media cetak, televisi, dan radio yang lebih banyak berada di Jawa dan Sumatera.

“Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa banyak pekerja media yang harus beradaptasi dengan aturan kerja sama yang harus dimodifikasi. Di satu sisi, hal ini baik. Namun di sisi lain, mereka seringkali memberitakan hanya untuk mengejar view sehingga menjadi passive income,” kata Sapto dalam pemaparan penelitian di Jakarta, kemarin.

Sapto juga menyebutkan bahwa wilayah dengan kepadatan media tinggi mungkin telah mencapai “titik jenuh”.

Hal ini karena persaingan yang semakin ketat, yang dapat memengaruhi konten pemberitaan dan kualitas media secara umum.

“Pada wilayah padat media, persaingan yang ketat untuk merebut audiens atau mendapatkan iklan bisa memengaruhi konten pemberitaan mereka,” katanya.

Selain itu, perkembangan teknologi juga berdampak pada industri pers di Indonesia, menyebabkan kondisi keuangan yang sulit dan mempengaruhi pendapatan media.

Menurut data dari Dewan Pers hingga tahun 2023, terdapat total 1.789 media yang terdaftar, terdiri dari 964 media online, 374 media TV, 18 media radio, dan 433 media cetak.

Dominasi media siber atau online membuat banyak perusahaan mencoba beradaptasi dengan ekosistem digital, namun terkendala oleh biaya yang tinggi dan tantangan lainnya.

Sebagian besar media bertahan dengan melakukan perampingan organisasi, mengurangi jumlah pekerja, dan menekan biaya pengeluaran.

Dari penelitian tersebut, lebih dari 50 persen perusahaan pers mengeluarkan biaya operasional di rentang 10-50 juta per bulan.

“Tidak hanya media kecil, tapi juga media besar yang melakukan pengurangan karyawan besar-besaran,” ujar Sapto.

Untuk mendorong berkembangnya ekosistem pers yang sehat, Dewan Pers memfasilitasi verifikasi perusahaan pers, pendampingan peningkatan kapasitas media, fasilitasi uji kompetensi wartawan, dan mendorong terbitnya peraturan tentang publisher right.

COMMENTS

WORDPRESS: 0