HomeCEBIZONE

Kebangkitan dan Kejatuhan Miliarder Tiongkok di Bawah Kepemimpinan Xi Jinping

XYZonemedia.com - Pada tahun 2024 di Beijing, Xi Jinping memperketat kendali pemerintah atas taipan-taipan China, mempengaruhi kehidupan banyak mi

Indonesia Sustainable Procurement Expo 2024: Mendorong Keberlanjutan dengan Pengadaan Berkelanjutan
Rencana CIA untuk Meracuni Fidel Castro dengan Es Krim Gagal
Bisnis Awet Muda, Facial Sperma Salmon

Miliarder Tiongkok harus Patuh pada Garis Partai

XYZonemedia.com – Pada tahun 2024 di Beijing, Xi Jinping memperketat kendali pemerintah atas taipan-taipan China, mempengaruhi kehidupan banyak miliarder di negara tersebut. Dalam berbagai cara, para taipan adalah denyut nadi masyarakat. Mereka adalah individu yang sangat kompetitif dan memiliki kekuatan besar di planet ini. China, ekonomi terbesar kedua di dunia, tidak hanya menjadi pabrik dunia tetapi juga penghasil miliarder dengan laju yang mengesankan. Namun, taipan-taipan ini harus mematuhi aturan ketat yang ditetapkan oleh partai. Xi Jinping tidak akan mentolerir adanya taipan yang secara terbuka menantang partai.

Pabrik Miliarder

China, dengan populasi lebih dari 1,4 miliar orang, menghasilkan lebih dari 200 miliarder setiap tahun, lebih cepat dari negara manapun di dunia. China telah dijuluki sebagai “Dinasti Bling,” karena ledakan kekayaan mencolok setelah puluhan tahun dalam kekuasaan yang menekan. Orang-orang yang mendorong pertumbuhan luar biasa ini adalah para taipan China, yang mengubah dunia dan cara kita hidup.

Ancaman Baru bagi Taipan

Namun, para taipan ini menghadapi ancaman baru. Mereka berisiko menjadi pion dalam perang dingin ekonomi antara China dan Barat. Masyarakat China sendiri semakin tidak toleran terhadap kekayaan ultra kaya dalam negeri. Meskipun partai komunis berkuasa, China adalah salah satu masyarakat yang paling tidak setara di dunia saat ini. Berita mengejutkan menunjukkan bagaimana Presiden Xi Jinping mengambil tindakan ekstrem terhadap beberapa miliarder.

Kisah Jack Ma

Jack Ma adalah salah satu pria terkaya di dunia yang mendirikan pasar online Alibaba pada tahun 1999. Penampilan flamboyannya yang penuh warna membuatnya menjadi wajah ramah dari ledakan dot-com di China. Namun, pada tahun 2019, Jack Ma mengundurkan diri dari Alibaba untuk berkonsentrasi pada usaha spin-off-nya, Ant Financial. Ia merencanakan untuk meluncurkan Ant di bursa saham, yang akan menjadikannya kembali sebagai orang terkaya di China. Namun, IPO tersebut diblokir oleh Xi Jinping setelah memberikan pidato yang mengkritik regulator keuangan Tiongkok, Ma mendadak menghilang. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada taipan yang di atas aturan partai.

Wang Jianlin

Wang Jianlin adalah pendiri Dalian Wanda, sebuah konglomerat global yang memiliki mal, bioskop, tim olahraga, hotel mewah, dan taman hiburan. Wang yang flamboyan ini bahkan membeli jaringan bioskop AMC di Amerika dan studio film Legendary Entertainment. Namun, partai tidak senang dengan tingkat utang Wanda dan akuisisi Hollywood-nya yang ambisius. Pada akhirnya, Wang terpaksa menjual banyak asetnya dan mundur dari sorotan publik.

Ren Zhengfei dan Huawei

Ren Zhengfei, pendiri raksasa telekomunikasi Huawei, menghadapi masalah dengan pihak Barat. Huawei, yang menjual perangkat keras jaringan Wi-Fi, dituduh sebagai ancaman keamanan nasional oleh Amerika Serikat. Bahkan putri Ren, yang juga CFO Huawei, didakwa melakukan penipuan dan pelanggaran sanksi, meskipun dakwaan tersebut akhirnya dibatalkan. Ren berulang kali membantah bahwa Huawei melakukan kegiatan mata-mata atau menerima instruksi dari pemerintah.

Keberhasilan Perempuan dalam Dunia Bisnis

China memiliki jumlah miliarder perempuan terbesar di dunia. Salah satu contoh yang menonjol adalah Zhou Qunfei, pendiri Lens Technology, yang memproduksi layar smartphone untuk Apple dan Samsung. Kisah Zhou yang berangkat dari kemiskinan menjadi kaya raya mencerminkan narasi kesuksesan di China.

Era Kepemimpinan Xi Jinping

Sejak terpilihnya Xi Jinping pada tahun 2012, ia memprioritaskan penumpasan korupsi yang merajalela di China. Xi melakukan 1,5 juta penangkapan terkait anti-korupsi. Ia juga memperkenalkan berbagai inisiatif seperti Operasi Fox Hunt dan Skynet untuk membawa kembali warga negara yang dicurigai korupsi. Beberapa taipan ditangkap atas tuduhan yang lebih ringan, seperti Jimmy Lai dari Hong Kong.

Peran Teknologi dan Generasi Baru

Di tengah tekanan politik, beberapa miliarder teknologi Tiongkok tetap berhasil. Ma Huateng, dikenal sebagai Pony Ma, mendirikan Tencent, yang kini menjadi salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia. WeChat, aplikasi super Tencent, menjadi tulang punggung kehidupan digital di Tiongkok. Meski Tencent juga menghadapi pengawasan ketat, Pony Ma mampu menjaga profil rendah hati dan tetap patuh pada aturan partai.

Zhou Qunfei, pendiri Lens Technology, adalah contoh lain dari kesuksesan miliarder wanita di Tiongkok. Ia membangun perusahaannya dari bawah, memproduksi layar smartphone untuk merek-merek besar seperti Apple dan Samsung. Kisah Zhou menunjukkan bagaimana kebijakan satu anak dan ekonomi pasar telah membuka peluang bagi perempuan untuk memimpin bisnis besar.

Namun, pertanyaan besar tetap ada: apakah Xi Jinping akan berhasil menutup “Dinasti Bling,” atau apakah lanskap yang semakin bermusuhan akan mendorong generasi berikutnya untuk mencari peluang di luar negeri? ***

COMMENTS

WORDPRESS: 0