HomeENTERTAINTMENT

Diagnosis Tepat Mandiri dan Solusi Mendeteksi Lupus Penyakit “Si Seribu Wajah”

XYZonemedia.com - Gejala penyakit lupus, yang dikenal juga sebagai "si seribu wajah", menyerupai banyak penyakit lain, sehingga diagnosis mandiri

Profil Bruno Mars yang Akan Menggelar Konser di Jakarta
Soroti Wirda Mansur Dapat Undangan Khusus Haji Raja Salman, Netizen: Haji Furoda Koq Belibet
Kenali Lebih Jauh Tentang Kepribadian Ekstrovert
Female doctor holding x-ray or roentgen image and making notes in medical form

Ilustrasi dokter sedang mendeteksi Lupus si seribu wajah.(Foto:I-stock)

XYZonemedia.com – Gejala penyakit lupus, yang dikenal juga sebagai “si seribu wajah”, menyerupai banyak penyakit lain, sehingga diagnosis mandiri tidak cukup untuk mendeteksinya. Hal ini penting untuk diingat agar tidak salah mengira gejala penyakit kronis ini sebagai radang sendi autoimun atau rheumatoid arthritis, karena kemiripan gejalanya.

Lupus, atau Systemic Lupus Erythematosus (SLE), adalah penyakit reumatik autoimun yang bisa menyerang berbagai organ tubuh dan menampilkan beragam gejala. Jika tidak didiagnosis dan diobati dengan tepat, lupus dapat menyebabkan kerusakan organ yang serius dan bahkan kematian.

Pada tahap awal, gejala lupus yang sangat minim mungkin membuat seseorang tampak sehat. Namun, dokter perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengonfirmasi adanya penyakit ini dalam tubuh pasien, sehingga bisa mencegah risiko komplikasi yang lebih parah.

Baca juga : Tidak Bisa Penuhi Setoran Jatah Pribadi SYL Dirjen Kementan Nasrullah Diancam

Menurut data dari Google Trends Indonesia pada Senin, 80 persen pengguna internet menggunakan kueri terkait lupus, sedangkan 120 persen pengguna internet menggunakan kueri terkait rheumatoid arthritis (RA).

Hal ini menunjukkan bahwa banyak orang yang mungkin salah mengira lupus sebagai RA jika informasi yang digunakan tidak tepat.

Nyeri sendi, salah satu gejala lupus, sering kali paling terasa saat pagi hari setelah bangun tidur. Namun, lupus tidak hanya menyebabkan nyeri sendi. Gejala lain termasuk ruam kulit berbentuk kupu-kupu di pipi atau hidung, gejala ginjal seperti tekanan darah tinggi dan kaki bengkak, anemia, trombositopenia, pusing, sakit kepala, kejang, hipersensitif terhadap cahaya matahari, dan penumpukan cairan di rongga tubuh.

Baca juga : Skandal ‘Om Albert’: Kisah Viral Ajakan YouTuber ke Hotel Berujung pada Laporan Polisi

Perempuan dengan riwayat keluarga lupus perlu lebih waspada terhadap gejala-gejala tersebut dan disarankan untuk rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter.

Dr. RM Suryo Anggoro KW, SpPD-KR, spesialis penyakit dalam dan konsultan reumatologi di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), menyarankan untuk segera berobat ke dokter umum jika ada keluhan.

“Tentu kalau ada keluhan, berobat ke dokter umum dulu begitu ya. Nanti mereka yang akan menentukan itu (pengobatannya) ke arah penyakit tertentu atau tidak, atau pasien dirujuk ke faskes berikutnya,” ujar Dr. Suryo seperti dikutip dari Antara (14/5/2024).

Penanganan Lupus

Terapi pengobatan lupus bertujuan untuk mengendalikan peradangan, meringankan gejala, dan mencegah kerusakan organ. Obat-obatan yang digunakan biasanya menekan sistem imun agar tidak menyerang sel-sel sehat.

Meski demikian, obat-obatan ini membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi, sehingga pengobatan harus diawasi secara ketat oleh dokter untuk memastikan lupus mencapai remisi.

Remisi, atau kondisi minimal gejala, adalah target utama dalam pengobatan lupus. Pada bulan keenam pengobatan, remisi diharapkan dapat tercapai, terutama bagi pasien lupus dengan gejala ginjal. Meski demikian, pengobatan harus dilanjutkan hingga remisi terus-menerus tercapai sebelum dosis obat bisa diturunkan atau dihentikan.

Baca juga : Universitas Trisakti Bermula dari Perlakuan Diskriminatif

Tes anti-double-stranded DNA (anti-dsDNA) sering digunakan untuk memantau aktivitas penyakit. “Untuk memantau aktivitas penyakit, selain dari keluhan, selain dari pemeriksaan laboratorium sederhana, anti-dsDNA inilah yang digunakan. Dan kalau penyakitnya terkendali, bisa terlihat normal hasilnya,” kata Dr. Suryo.

Selain pengobatan, gaya hidup sehat juga membantu mengurangi gejala lupus. Langkah-langkah seperti tidur cukup, berhenti merokok, mengelola stres, diet ginjal yang tepat, dan olahraga ringan sangat penting. Hindari juga pemicu gejala seperti sinar matahari berlebihan, infeksi, dan obat-obatan tertentu.

Pentingnya Diagnosis Tepat

Tidak ada tes tunggal yang bisa memastikan seseorang menderita lupus. Diagnosis biasanya melibatkan serangkaian tes seperti penghitungan sel darah lengkap, analisis urine, pemeriksaan ANA, tes imunologi, tes komplemen, serta pemindaian jantung dan paru-paru. Dengan diagnosis dan penanganan yang tepat, risiko komplikasi serius dari lupus bisa diminimalkan.***

COMMENTS

WORDPRESS: 0