Aktris Nikita Willy Ungkap Rahasia Mengatasi Trauma Makan pada Anak dengan Efektif

HomeENTERTAINTMENT

Aktris Nikita Willy Ungkap Rahasia Mengatasi Trauma Makan pada Anak dengan Efektif

XYZonemedia.com - Aktris Nikita Willy membagikan beberapa tips untuk mengatasi serta menghadapai bagaimana trauma makan pada anaknya di rumah. “Kit

Penjualan Video Porno Anak Via Telegram dan X Dibongkar Polisi
Komunitas Reading Bugs: Membaca Nyaring, Membangkitkan Kegemaran Membaca Anak Sejak Dini
Mengenal Balance Bike Sepeda Tanpa Roda Pembantu Yang Menyenangkan Untuk Anak

XYZonemedia.com – Aktris Nikita Willy membagikan beberapa tips untuk mengatasi serta menghadapai bagaimana trauma makan pada anaknya di rumah.

“Kita semua tahu bahwa proses makan biasanya dilakukan di meja makan. Jadi, aturan di rumah saya adalah kita makan di meja, dan anak duduk di high chair. Jika anak ingin turun dari kursi, itu berarti proses makan selesai,” kata Nikita saat perayaan HUT ke-70 IDAI di Jakarta, Sabtu (22/6/2024).

Nikita mengisahkan bahwa anak pertamanya, Isa, sempat mengalami trauma makan. Yakni setelah perjalanan panjang bersama kakek dan neneknya di Jepang.

Selama di sana, Isa sering diberikan camilan lezat. Jika kakek atau neneknya berhasil menyuapi Isa, mereka akan menyanyikan lagu dan memuji sang cucu. Akibatnya, setelah kembali ke Indonesia, Isa selalu menangis saat duduk di kursi makan.

“Anak saya jadi trauma, saya tahu karena setiap didudukkan di high chair, dia menangis dan tidak mau makan,” jelas Nikita.

Untuk mengatasi trauma tersebut, Nikita melakukan “reset week,”. Yaitu metode untuk mendekatkan kembali makanan kepada anak selama satu minggu. Selama periode ini, Nikita mempelajari menu-menu makanan yang bisa menarik minat Isa untuk makan.

“Saya kembali ke jendela makan anak, jadi setelah dua setengah sampai tiga jam. Saya hanya memberikan makanan. Saya tidak memaksanya untuk makan, hanya berdiri di sampingnya,” ucapnya.

Nikita tidak memberikan komentar apapun agar Isa tidak semakin trauma, hanya memastikan bahwa Isa makan saat merasa lapar. “Alhamdulillah, ini berhasil karena dia mengikuti rasa laparnya. Saat dia lapar, dia makan tanpa henti,” katanya.

Menanggapi hal ini, Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI, DR. Dr. Titis Prawitasari, SpA(K), menjelaskan bahwa anggota keluarga seperti kakek dan nenek sering tanpa sengaja menjadi distraktor saat waktu makan anak.

Hal ini perlu diperhatikan dengan penanaman disiplin dan edukasi yang permisif.

Selain itu, hal lain yang dapat mendistraksi anak ketika makan adalah gawai dan aktivitas orang tua di sekitar meja makan.

“Seringkali anak duduk di high chair, sementara orang tua berkeliling, sehingga anak tidak memiliki contoh. Jadi bukan hanya gadget. Tetapi orang di sekitarnya juga bisa mendistraksi, belum lagi jika tinggal di pinggir gang ada suara telolet. Serta teriakan tukang ketoprak, dan sebagainya,” ujar Titis.

Titis menganjurkan para ibu untuk mencegah trauma makan dengan konsistensi dalam menerapkan pola makan. Serta lebih sabar dalam mempraktikkannya kepada anggota keluarga lainnya.

Dia juga menyarankan agar waktu makan anak tidak terlalu panjang.

“Pastikan anak makan di tempat yang tidak harus sunyi senyap. Waktu makan cukup 20-30 menit. Jika sudah kenyang, sudahi, dan berikan makanan lagi saat mereka lapar,” tandasnya.

COMMENTS

WORDPRESS: 0