AI Diprediksi Bakal ‘Kelaparan’ Naskah pada 2032 Akibat Kurangnya Data Manusia

HomeTECHNOLOGY

AI Diprediksi Bakal ‘Kelaparan’ Naskah pada 2032 Akibat Kurangnya Data Manusia

XYZonemedia.com - Perkembangan pesat teknologi kecerdasan buatan (AI) mungkin akan menghadapi hambatan. Yakni akan 'kelaparan' naskah dalam beberapa t

Microsoft Berinvestasi Rp28 Triliun di Indonesia untuk Pengembangan AI dan Cloud
WhatsApp Akan Gunakan AI untuk Iklan yang Lebih Tepat Sasaran!
Indonesia Gunakan Metode UNESCO untuk Kumpulkan Data Pemanfaatan AI Nasional

XYZonemedia.com – Perkembangan pesat teknologi kecerdasan buatan (AI) mungkin akan menghadapi hambatan. Yakni akan ‘kelaparan’ naskah dalam beberapa tahun mendatang.

Hal itu terungkkap dari sebuah studi terbaru dari kelompok riset Epoch AI yang berbasis di San Jose, California, AS.

Studi tersebut memprediksi bahwa AI akan segera mengalami kekurangan naskah buatan manusia sebagai sumber pembelajaran. Yakni diperkirakan terjadi antara tahun 2026 dan 2032.

Hal itu karena keterbatasan jumlah naskah berkualitas yang dihasilkan manusia.

Dalam laporan yang dirilis pada Kamis (6/6/2024), Epoch AI menjelaskan hal tersebut.

Laporan menyebutkan bahwa meskipun jumlah data teks untuk pelatihan model bahasa AI mengalami pertumbuhan signifikan. Termasuk kecepatan pembelajaran mesin tersebut tidak sebanding.

Situasi ini diibaratkan dengan demam emas di Amerika pada abad 18-19, di mana sumber daya alam habis digunakan dengan cepat.

Epoch AI mencatat bahwa perusahaan teknologi besar seperti Meta Platforms telah mengembangkan model AI terbaru mereka. Seperti Llama 3, menggunakan sekitar 15 triliun token. Namun, hal ini tidak menjamin ketersediaan data jangka panjang.

Di masa depan, AI mungkin harus bergantung pada data pribadi atau data sintetis, yang kualitasnya dinilai lebih rendah dibandingkan dengan data manusia.

Nicolas Papernot, Asisten Profesor Teknik Komputer di Universitas Toronto, menyatakan, pengembangan AI tidak selalu memerlukan data dalam jumlah besar. Namun, penggunaan data sintetis secara berulang dapat mengurangi kualitas dan efektivitas model AI.

Masalah penggunaan data ini telah memicu perdebatan hukum dan etika, dengan sejumlah perusahaan media besar. Seperti The New York Times menggugat perusahaan pengembang AI atas penggunaan naskah mereka tanpa izin.

Ini menunjukkan perlunya aturan yang lebih jelas mengenai penggunaan dan kompensasi data untuk pembelajaran AI.

Selain itu, Selena Deckelmann dari Wikimedia Foundation menekankan pentingnya menciptakan insentif. Yaitu bagi kontributor untuk terus menghasilkan tulisan berkualitas tinggi.

Studi terbaru dari Epoch AI ini akan dipresentasikan di Konferensi Internasional Pembelajaran Mesin di Vienna, Austria, pertengahan tahun ini.

Hal ini yang menandai titik penting dalam diskusi global tentang masa depan kecerdasan buatan dan sumber belajar yang berkelanjutan.

COMMENTS

WORDPRESS: 0