Ahli Sebut Bukan Hanya Berpotensi Sebar Hoaks, AI Juga Bisa Jadi Senjata Siber

HomeTECHNOLOGY

Ahli Sebut Bukan Hanya Berpotensi Sebar Hoaks, AI Juga Bisa Jadi Senjata Siber

XYZonemedia.com - Fortinet, perusahaan layanan keamanan siber, mengingatkan bahwa kecerdasan buatan (AI) tidak hanya berpotensi menjadi sumber misinfo

Indonesia Pionirkan Tata Kelola AI Berbasis Transfer Teknologi dan Ilmu
Apple Dikabarkan Bakal Tingkatkan Kemampuan Siri dengan AI Canggih
Terobosan! CEO realme Umumkan Kembalinya GT Series dengan Teknologi AI Canggih

XYZonemedia.com – Fortinet, perusahaan layanan keamanan siber, mengingatkan bahwa kecerdasan buatan (AI) tidak hanya berpotensi menjadi sumber misinformasi atau hoaks, tetapi juga dapat menjadi senjata untuk serangan siber.

Rashish Pandey, Wakil Presiden Pemasaran dan Komunikasi, Asia & ANZ, dalam acara Fortinet Accelerate 2024, mengatakan bahwa AI kini digunakan secara aktif untuk melakukan kejahatan siber. Seperti teknologi lainnya, AI dapat digunakan baik secara defensif maupun ofensif.

“Kita sekarang mulai melihat dan ini masih awal, AI benar-benar digunakan untuk menyebabkan kejahatan siber. Jadi, seperti halnya teknologi lainnya, AI dapat digunakan untuk tujuan yang baik seperti di sisi defensif, tetapi juga dapat digunakan untuk tujuan ofensif seperti yang kita lihat pada teknologi sebelumnya,” ujar Rashish Pandey, Vice President of Marketing and Communications, Asia & ANZ dalam acara Fortinet Accelerate 2024.

Salah satu contoh kejahatan siber yang mungkin terjadi adalah profil generatif. Sebelumnya, membuat profil palsu membutuhkan waktu yang lama karena harus dilakukan secara manual.

Namun, dengan AI generatif, penjahat siber dapat dengan cepat menciptakan ribuan profil palsu untuk digunakan dalam serangan atau kampanye misinformasi.

Rashish juga mengilustrasikan bagaimana AI dapat digunakan untuk menciptakan suara tokoh publik palsu, yang dapat menipu masyarakat di ranah digital.

“Dengan profil generatif, penjahat siber dapat membuat ribuan dan ratusan ribu profil palsu dan kemudian menggunakannya untuk melakukan serangan atau membentuk persepsi atau menyebabkan kampanye misinformasi,” terang Rashish.

Selain misinformasi, serangan siber juga dapat berupa serangan AI beracun, yang menargetkan model dasar sebuah AI.

Semua AI memiliki model dasar yang menjadi dasar kerjanya. Jika model dasar AI tersebut diserang dan rusak, hasil operasi AI tersebut dapat menjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Dengan demikian, penjahat siber dapat memanfaatkan serangan ini untuk mengganggu operasi AI, yang dapat digunakan untuk menyebabkan berbagai kejahatan.

Oleh karena itu, penting bagi organisasi dan pengguna internet untuk meningkatkan kesadaran tentang potensi ancaman yang dihadapi dari penggunaan AI dalam konteks keamanan siber.

“Jika penjahat siber dapat merusak model (AI) yang mendasarinya. Secara otomatis akan menghasilkan hal-hal yang tidak dimaksudkan untuk dilakukan dan dapat digunakan untuk menyebabkan banyak kejahatan,” pungkas Rashish.

COMMENTS

WORDPRESS: 0