XYZonemedia.com - Dari namanya, banyak orang mengira bahwa Broken-Heart Syndrome berkaitan dengan patah hati. Namun, apa sebenarnya Broken-Heart Syndr
XYZonemedia.com – Dari namanya, banyak orang mengira bahwa Broken-Heart Syndrome berkaitan dengan patah hati. Namun, apa sebenarnya Broken-Heart Syndrome itu?
Broken-Heart Syndrome, atau Kardiomiopati Takotsubo, adalah kondisi sementara yang memengaruhi fungsi jantung. Yakni di mana bagian jantung melemah dan tidak dapat memompa darah secara efektif.
Berbeda dengan serangan jantung, sindrom ini tidak disebabkan oleh penyumbatan arteri koroner. Melainkan oleh respons jantung terhadap lonjakan hormon stres.
Penyebab dan Pemicu
Menurut website Yankes Kemenkes, faktor risiko untuk terjadinya sindrom ini meliputi:
– Kekerasan dalam rumah tangga
– Kematian kerabat
– Bencana alam
– Kecelakaan atau trauma berat
– Pertengkaran
– Penggunaan obat stimulan seperti kokain atau amfetamin
– Kejadian positif dalam hidup yang menyebabkan euforia, dikenal sebagai sindrom jantung gembira
Studi International Takotsubo Registry
Sebuah studi dari International Takotsubo Registry, yang melibatkan 1.750 pasien dari beberapa pusat di Eropa dan Amerika. Hasilnya menunjukkan bahwa sekitar 88,9 persen pasien yang terkena adalah perempuan, dengan usia rata-rata 66 tahun.
Namun, pria yang terkena kondisi ini mungkin memiliki prognosis yang lebih buruk.
Meskipun sering dianggap sebagai kondisi jantung yang relatif ringan, Broken-Heart Syndrome dapat menyebabkan komplikasi serius seperti syok jantung. Serta memiliki tingkat kematian yang sebanding dengan sindrom koroner akut atau serangan jantung.
Pencegahan
Pencegahan Broken-Heart Syndrome terutama berkaitan dengan manajemen stres dan kesehatan emosional. Beberapa langkah pencegahan meliputi:
– Meningkatkan strategi coping yang sehat
– Mencari dukungan saat menghadapi stres emosional yang berat
– Berolahraga teratur
– Menjalani diet sehat
– Tidur yang cukup
Dengan langkah-langkah ini, kita dapat membantu menjaga kesehatan jantung secara keseluruhan dan mengurangi risiko terjadinya Broken-Heart Syndrome.
COMMENTS